Turis Masih Datang, Danau Indah Diguyur Cat Hitam




Turis Masih Datang, Danau Indah Diguyur Cat Hitam


Jakarta,-- Para turis nakal di Inggris sepertinya tidak gentar dengan aturan lockdown yang ditetapkan demi mencegah penyebaran cirus corona COVID-19.

Para Instagrammer diketahui masih ada yang berbondong-bonfong ke bekas tambang batu kapur di Harpur Hill, yang perairan biru cerahnya membuat mendapat julukan Blue Lagoon.

Demi mencegah kerumunan orang yang seharusnya beritirahat di rumah demi menjaga imun dari gempuran corona, polisi mengubah perairan biru di sana menjadi hitam.

Aturan lockdown telah ditetapkan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sejak Senin (23/3).

Dalam aturan tersebut, penduduk Inggris dilarang meninggalkan rumah mereka untuk mencegah penyebaran virus corona.

"Jika anda tidak mengikuti aturan polisi akan melakukan tindkaan hukum," kata Johnson, yang dirinya sendiri dinyatakan positif mengidap COVID-19.

Terlepas dari aturan lockdown, polisi mengatakan orang masih mengunjungi tambang bekas, yang telah merupakan salah satu objek wisata populer.

"Kami menggunakan pewarna air untuk membuat air terlihat kurang menarik," kata departemen kepolisian Buxton dalam unggahan di Facebook pada Rabu (25/3).

"Silahkan tinggal di rumah."

Ini bukan pertama kalinya Blue Lagoon, yang berada dekat Buxton dan berjarak sekitar tiga jam perjalanan dari London, telah diwarnai hitam, menurut polisi.

Walau terlihat mirip pantai di Maldives, para pejabat mengatakan air di sana mengandung zat kimia beracun dan memiliki pH 11,3, seperti yang dikutip dari BBC.

Sebagai referensi, pemutih pakaian hanya memiliki tingkat pH sekitar 12.

Papan peringataan sudah dipasang di sekitar blue Lagoon, yang berisi pemberitahuan bahwa air disana mengandung hewan mati dan sampah sehingga pengunjung dilarang berenang di dalamnya.

Karena masih banyak turis yang menceburkan diri, polisi secara rutin mewarnai air di sana menjadi hitam.

Langkah yang dilakukan kepolisian Buxton juga demi menekan angka penularan dan kematian akibat virus corona di Inggris yang terus meningkat setiap harinya.

Hingga Minggu (29/3), setidaknya ada 19.772 kasus corona yang dikonfirmasi dan 1.228 kematian, menurut Universitas Johns Hopkins.

Johnson mengatakan dia mengirim surat kepada 30 juta kediaman di seluruh Inggris untuk mendesak penghuninya tak meninggalkan rumah.

"Kami tahu segalanya akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik," tulisnya dalam surat itu.

"Tapi kita kita membuat persiapan yang tepat, dan semakin kita semua mengikuti aturan, semakin nyawa yang akan hilang dan semakin cepat hidup dapat kembali normal."
Share:

No comments:

Post a Comment

Labels