
info berita - Dunia merayakan hari bumi, pada tanggal 22 kemarin. Perayaan hari Bumi sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap planet "rumah" manusia. Sayangnya, dari tahun ke tahun, kondisi Bumi kian memprihatinkan akibat polusi. Salah satu polusi yang menjadi masalah adalah perkara plastik. Sebagai informasi, saat ini lebih banyak potongan mikroplastik di laut dibanding bintang di galaksi kita. Bahkan, diperkirakan, pada 2050 akan ada lebih banyak plastik dibanding ikan di laut. Masalah plastik ini sulit dihindari karena bahan tersebut murah, mudah dibentuk, kuat dan tahan lama. Karena sifatnya ini, pada 1950-an saja, 8,3 miliar metrik ton plastik diproduksi di seluruh dunia.
Plastik memang tidak secara langsung menghancurkan Bumi, tapi bahan ini perlahan menempatkan rumah kita dalam bahaya. Bagaimana tidak, konsumsi plastik setiap harinya semakin banyak bahkan bisa dibilang nyaris tak terkendali. Dengan jumlah yang sangat banyak itu, penanganan sampah plastik justru minim. Melansir dari laporan The Independent pada September 2017, 79 persen plastik yang diproduksi selama 70 tahun terakhir berakhir di pembuangan sampah. Hanya 9 persen sampah plastik yang akhirnya di daur ulang. Sisanya, plastik dibakar begitu saja. Bikin Bencana Di antara banyaknya plastik yang berkahir ke pembuangan, sebagian besar masuk ke lautan.
Angka sampah plastik yang masuk ke laut setiap tahunnya mencapai 8 juta ton. Para ilmuwan memperkirakan, pada 2050 akan lebih banyak plastik dibanding ikan di laut. Saat ini saja, diperkirakan laut dunia mengandung sekitar 51 triliun partikel mikroplastik. Kabar buruknya, beberapa jenis plastik beracun dan dapat mengganggu hormon penting bagi kehidupan yang sehat. Dengan kata lain, plastik bisa meracuni dan menjadi polutan bagi alam.
No comments:
Post a Comment