
Pada tiga hari yang berbeda, para peneliti memberikan makan 31 orang dewasa yang kelebihan berat badan atau obesitas satu dari tiga kali makan dengan kalori yang sama: Makanan tinggi lemak dengan satu alpukat, makanan tinggi lemak dengan setengah alpukat, atau makanan rendah lemak. Selama enam jam sesudahnya, para peserta studi itu melaporkan merasa lapar. Sebaliknya, semua orang melaporkan merasa lebih kenyang lebih lama setelah makan yang menyajikan alpukat utuh; bahkan makan dengan setengah alpukat membantu memuaskan lebih lama daripada makanan rendah lemak.
Tes lebih lanjut mengungkapkan, alpukat membantu meningkatkan hormon usus. "Selama bertahun-tahun, lemak disebut sebagai penyebab utama obesitas, dan sekarang kini diteliti untuk peran mereka dalam pengaturan nafsu makan dan pengendalian berat badan," kata Britt Burton-Freeman, direktur Pusat Penelitian Nutrisi di Illinois Tech. Britt meyakini tidak ada solusi 'satu ukuran untuk semua' dalam hal komposisi makan optimal untuk mengatur nafsu makan. Namun, memahami hubungan antara food chemistry dan efek fisiologisnya pada populasi yang berbeda dapat mengungkap peluang untuk mengatasi kontrol nafsu makan dan mengurangi tingkat obesitas.
Hal ini juga membantu mengatur menu makan yang baik untuk mencapai tujuan menurunkan berat badan. Walau alpukat mengandung lemak, tapi tergolong dalam lemak sehat. Studi-studi terbaru juga menyimpulkan, mengonsumsi lemak sehat dalam jumlah yang cukup dapat membantu menekan rasa lapar dan membantu mengendalikan berat badan. Studi ini membuktikan, perubahan kecil dan menyenangkan dalam menu makan seperti menukar roti, pasta, atau nasi, dengan setengah alpukat dapat menuntun kamu mencapai tujuan penurunan berat badan.
No comments:
Post a Comment