Home »
bandar judi
,
bandar poker
,
bandar Q
,
bandar sakong
,
berita online
,
berita terbaru
,
berita terkini
,
berita update
,
info berita
,
judi online
,
poker
» Anak yang Kurang Tidur Berisiko Obesitas
Anak yang Kurang Tidur Berisiko Obesitas
info berita - Kurang tidur bisa berpengaruh serius terhadap kesehatan dan produktivitas anak maupun orang dewasa. Anak-anak usia sekolah idealnya tidur 8-9 jam setiap malam. Sebuah studi dari British Nutrition Foundation (BNF) menemukan, anak-anak yang kurang tidur cenderung berisiko mengalami obesitas. Ini disebabkan mereka biasanya akan memilih makanan yang tidak sehat dan tinggi kalori. Studi tersebut menemukan bahwa 32 persen anak usia sekolah dasar dan 70 persen anak usia sekolah menengah tidur kurang dari 9 jam di malam hari atau di bawah anjuran durasi tidur yang sehat. Menurut data tersebut, setengah dari anak usia sekolah menengah juga dilaporkan kerap bangun tengah malam setidaknya satu kali. Survei juga mendalami soal kebiasaan makan anak-anak tersebut dan menemukan bahwa seperempat dari anak usia sekolah menengah dan satu dari sepuluh anak usia sekolah dasar tidak sarapan. Banyak dari mereka yang kehilangan nutrisi kunci lewat makanan. Hanya 18 persen dari anak-anak usia sekolah menengah yang mengkonsumsi buah dan sayur di waktu makan pertama mereka.
Beberapa laporan terbaru juga mengungkapkan bahwa saat ini semakin sedikit anak-anak yang bermain di luar ruangan. Mempertimbangkan kesehatan anak, hal ini kemudian memicu perdebatan di Inggris tentang jam berapa seharusnya sekolah dimulai. Ilmuwan senior di BNF, Dr Lucy Chambers, menjelaskan bahwa tidur malam yang tidak cukup bisa berdampak pada pemilihan makanan tidak sehat bagi anak dan orangtua, terutama jika berlangsung secara rutin. "Termasuk kecenderungan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan lebih sering ngemil makanan tidak sehat," katanya. Laporan satuan tugas BNF yang dipublikasikan awal tahun ini menggarisbawahi bahwa kurang tidur atau tidur malam yang terganggu juga bisa terkait dengan sejumlah penyakit kronis.
Penyakit tersebut di antatanya peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, obesitas, dsn hipertensi. Temuan tersebut mencerminkan laporan sebelumnya yang dipublikasikan oleh Science Advances, yang menyebut kurang tidur bisa membuat fisik seseorang lebih lemah dan berisiko mengalami obesitas. Dari data yang ditemukan, sekitar 59 persen anak kurang tidur karena penggunaan gawai sebelum tidur. Anak usia sekolah dasar yang diteliti mayoritas juga mengatakan mereka melakukan hal yang sama. Studi tersebut juga mendalami pola tidur 1.500 orang dewasa dan menemukan 43 persennya tidur kurang dari 7 jam setiap malamnya dan 80 persennya kerap terbangun di malam hari setidaknya satu kali.
No comments:
Post a Comment