info berita - Mendengarkan musik ketika berolahraga bukan sekadar menghilangkan kebosanan. Penelitian terbaru menyebut, musik, terutama upbeat music, justru memberikan dorongan lebih ketika berolahraga. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychology of Sport & Exercise ini melibatkan 24 pria dan perempuan yang harus melakukan tiga sprint 20 detik dengan upaya maksimal. Di antara setiap set tiga sprint, peserta bersepeda selama dua menit dengan intensitas rendah. Total waktu yang mereka habiskan untuk berolahraga adalah 10 menit, termasuk pemanasan dan pendinginan. Kemudian, peserta melakukan latihan ini dengan tiga kondisi berbeda: mendengarkan musik "motivasional", lebih dari 120 detak per menit (bpm); mendengarkan podcast; dan tidak mendengarkan suara apa pun.
Para peneliti menemukan, ketika para peserta mendengarkan musik yang bersemangat dan memotivasi, detak jantung dan peak power output lebih tinggi daripada mendengarkan podcast atau tanpa suara sama sekali. Terlebih lagi, para peserta mengaku lebih menikmati latihan ketika mendengarkan musik, dibandingkan dengan mendengarkan podcast atau tanpa suara. Alasannya, menurut penulis studi Matthew Stork, Ph.D, kemungkinan karena kombinasi faktor fisiologis dan psikologis. Secara fisiologis, misalnya, ada konsep yang disebut "entrainment", di mana menurut Stork merujuk pada kecenderungan otak untuk melakukan sinkronisasi dengan musik. Hal ini menjelaskan peningkatan denyut jantung. Selain itu, ketika berada pada peak power output jantung maksimal, tubuh beralih ke keadaan aliran, di mana zona optimal tempat sepenuhnya fokus pada tugas yang sedang dihadapi. "Tapi aspek psikologisnya besar. Faktor-faktor musik seperti lirik, tempo, dan ritme bersatu untuk membangkitkan respons emosional," kata Stork
No comments:
Post a Comment