Menurutnya, riset ini juga menambah bukti lebih lanjut bahwa konsumsi daging merah dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan konsumsi daging dapat menurunkan risiko penyakit kronis tersebut. Untuk mendapatkan hasil akurat, peneliti menganalisis tingkat konsumsi daging dan cara memasak daging dari 42.012 wanita selama tujuh tahun. Dalam studi lanjutan, ditemukan 1.536 kasus kanker payudara invasif. Peserta yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah tertinggi ditemukan memiliki risiko kanker payudara 23 persen lebih besar daripada mereka yang mengonsumsi daging merah dalam jumlah yang lebih sedikit. Sementara itu, wanita yang mengonsumsi daging unggas paling banyak memiliki risiko 15 persen lebih rendah untuk terkena penyakit kronis ini daripada mereka mengonsumsinya lebih sedikit.
Hasil temuan ini juga tetap tidak berubah ketika faktor-faktor seperti aktivitas fisik, obesitas dan konsumsi alkohol turut diperhitungkan. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan tidak ada kaitan antara cara memasak daging dengan risiko kanker payudara. Dr Sadler mengatakan penelitian ini memang memberikan bukti mengganti konsumsi unggas dengan daging merah bisa menjadi perubahan sederhana yang dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.
Namun, bagaimana konsumsi daging unggas dapat mengurangi risiko kanker payudara berlum diketahui dengan jelas risikonya. Ini bukan pertama kalinya konsumsi daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. Pada tahun 2014, sebuah studi oleh Harvard School of Public Health menemukan hubungan antara asupan daging merah yang lebih tinggi selama awal masa usia dewasa dan peningkatan risiko terkena kanker payudara. Menurut peneliti, asupan daging merah yang lebih tinggi pada awal masa dewasa mungkin menjadi faktor risiko kanker payudara.
Peneliti juga menyimpulkan, mengganti konsumsi daging merah dengan kombinasi kacang-kacangan, unggas, biji-bijian dan ikan dapat mengurangi risiko kanker payudara. Riset 2019 oleh University of Oxford juga mengklaim konsumsi daging olahan, seperti sosis, bacon dan ham, hanya dalam empat hari seminggu dapat meningkatkan risiko kanker usus sekitar 20 persen. Pedoman Departemen Kesehatan merekomendasikan agar siapapun yang mengonsumsi daging merah atau olahan lebih dari 90 gram setiap hari harus menguranginya hingga 70 gram.
No comments:
Post a Comment