Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia

Image result for Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia

Kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah di Tanah Air, menimbulkan bencana kabut asap. Bukan hanya aktivitas warga terganggu, kesehatan bahkan nyawa menjadi taruhannya.Seorang bayi berusia empat bulan meninggal dunia diduga akibat terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Bayi malang ini mengembuskan napas terakhir, Minggu 15 September 2019.

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan juga mengganggu jadwal penerbangan pesawat di beberapa kota di Sumatra dan Kalimantan. Banyak penerbangan ditunda akibat kabut asap.
Kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Indonesia kembali terjadi dan terus berulang. Peristiwa tersebut ibarat bencana tahunan bagi masyarakat.

Saat ini karhutla masih berkobar. Warga setempat menjadi korban lantaran dampak yang muncul dari kebakaran hutan dan lahan tersebut.Dampak setiap tahun dirasakan masyarakat sekitar adalah kabut asap. Kabut asap itu bahkan cukup tebal hingga mengganggu pandangan mata.
Kabut asap juga menjadi derita masyarakat yang tak pernah usai. Beberapa negara tetangga bahkan terkena dampak kabut asap.

110 Hektare Lahan Terbakar

Kebakaran hutan dan lahan makin parah. Dalam sepekan, sekitar 110 hektare lahan gambut terbakar di Kelurahan Petung dan Desa Giripurwa, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Panajam Paser merupakan daerah yang akan menjadi ibu kota baru.
Tim gabungan pun tak kenal lelah untuk memadamkan kobaran api agar tak semakin meluas.
Sampai kemarin, hari ke tujuh, perkiraan luas lahan gambut yang terbakar di Petung dan Desa Giripurwa kurang lebih 110 hektare," kata Kasubbid Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten PPU, Nurlaila saat dikonfirmasi merdeka.com, Senin, 16 September 2019.

Kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan kabut asap pekat di sejumlah wilayah Riau. Kabut asap membuat jarak pandang menjadi terbatas dan tipis atau di bawah 1 km. Hal itu tentu berbahaya bagi pengguna jalur darat maupun udara. Jarak pandang cuma hampir 300 meter pagi tadi. Kondisi kabut asap ini terus dipantau, diperbaharui tiap 15 menit. Kami terus update, Kepala Bandara APT Pranoto Dodi Dharma Cahyadi, ditemui merdeka.com di kantornya.Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau membuat warganya khawatir.

Di antara mereka ada yang memilih mengungsi ke Kota Medan hingga kondisi udara di tempat tinggalnya kembali bersih.Fatimahtuzzuhra El-Karim merupakan salah seorang warga Riau yang memilih mengungsi ke Medan. Perempuan asal Binjai, Sumatera Utara ini mengaku khawatir dengan kesehatan anggota keluarganya, terutama anaknya yang masih berusia 1 tahun 6 bulan.

Kami terpaksa mengungsi ke Medan, karena kami mempunyai anak yang masih kecil," kata Fatimah, Senin, 16 September 2019.Dampak dari kebakaran hutan dan lahan munculnya kabut asap pekat. Kabut asap ini tak hanya dirasakan warga Indonesia, melainkan sampai ke negeri tetangga.Negara tetangga yang ikut terkena dampak karhutla adalah Malaysia dan Singapura. Bahkan Negeri Jiran sampai meradang hingga berencana mengirim surat ke Jokowi.

Share:

No comments:

Post a Comment

Labels