Perubahan iklim diperkirakan akan membawa peningkatan curah hujan ke wilayah-wilayah tertentu di dunia. Dengan meningkatnya curah hujan, tanaman memiliki akar yang lebih tebal dan dapat menyumbat pori-pori atau ruang yang cukup besar ketika air akan masuk ke dalam tanah. Padahal ruang-ruang tersebut bertugas menangkap air yang dapat digunakan tanaman dan mikroorganisme. Selain itu juga pori-pori berkontribusi pada peningkatan aktivitas biologis dan siklus nutrisi dalam tanah dan mengurangi kehilangan tanah melalui erosi. Peristiwa tersebut akhirnya menyebabkan berkurangnya infiltrasi air ke dalam tanah. Studi tersebut berdasarkan hasil percobaan lapangan yang dilakukan dengan menggunakan sistem irigasi springkler di padang rumput. Tim peneliti secara buatan meningkatkan jumlah curah hujan rata-rata tahunan yang diterima oleh tanah sebesar 35 persen selama 25 tahun. Peningkatan curah hujan ini menyebabkan penurunan sebanyak 21-33 persen air yang terserap ke dalam tanah.
"Air yang tidak terserap oleh tanah menjadi limpasan air yang berbahaya karena mengandung polutan dan akan berdampak negatif pada kualitas air," tambah Giménez. Air di tanah memiliki peran yang sangat penting, salah satunya untuk menyimpan karbon. Sehingga perubahan tanah pada akhirnya dapat mempengaruhi tingkat karbon dioksida di udara. Karbon dioksida sendiri merupakan salah satu gas rumah kaca utama yang terkait dengan perubahan iklim. Langkah selanjutnya, peneliti akan menyelidiki bagaimana ekosistem akan menanggapi perubahan iklim. Mereka ingin mempelajari berbagai faktor lingkungan dan jenis tanah yang lebih luas serta mengidentifikasi perubahan tanah lainnya akibat perubahan iklim
No comments:
Post a Comment