Demi Akses Cepat,Bertaruh Nyawa Di Perlintasan Kereta
Hampir genap satu tahun Stasiun Buaran lama tidak berfungsi,kondisi tersebut membuat warga sekitar menjadikan perlintasan kereta di stasiun tersebut sebagai jalur alternatif untuk menyeberang.
"Sebenarnya warga sudah pake jalur ini jauh sebelum stasiun berhenti beroperasi,boasanya buat menyebrang ke Kampung Jembatan,karena akses lain ke kampung cukup jauh," kata Ahmad Suhada (29).
Setalah stasiun Buaran di di pindahkan ke stasiun yang baru,maka stasiun lama sudah tidak berfungsi dan warga bebas melintas di lokasi tersebut.
Menurut pengamatan kami,hanya ada palang sederhana yang menjadi pengaman bagi warga yang akan melintas.Warga dipungut biaya Rp 1.000 untuk sekali melintas.

Buka tutupnya palang dikendalikan dengan tali yang ditarik dan di ulur oleh warga yang berjaga.
Terkadang palang tidak dalam posisi menutup saat kereta lewat, dan warga menunggu persis di sisi rel kereta yang dilintasi.
Warga bukan tidak sadar dengan resiko menyeberang melewati perlintasan kereta api.Namun,dengan alasan akses yang lebih cepat mereka mengambil resiko tersebut.
" Mau gak mau kita lewat sini,soalnya satu-satunya jalan terdekat kalo saya mau mengajar ke sekolah. Harapannya sih,warga diberikan akses jallan penyeberangan dari Kampung Jembatan ke Rusun Klender.Soalnya kita juga takut resiko pejalan kaki yang harus menyebrangi rel kereta, dan jalan raya," Kata Dedi (39)
Jam berangkat sekolah dan pulang sekolah menjadi jam padat warga menyeberang diperlintasan kereta api.
Pelajar hingga ibu-ibu menyeberang sambil menggandeng anaknya nebjadi pemandangan yang lumrah pada jam-jam tersebut.
No comments:
Post a Comment