BMKG Tegaskan Gempa Laut Maluku- Bali-Ambon Tak Berkaitan



BMKG Tegaskan Gempa Laut Maluku- Bali-Ambon Tak Berkaitan

BMKG Tegaskan Gempa Laut Maluku-Bali-Ambon Tak Berkaitan

Jakarta,-- BMKG (Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika) menegaskan gempa bumi yang terjadi hampir bersamaan di Maluku, Bali, dan Ambon tidak saling berkaitan dan tidak saling picu satu sama lain.

Sebelumnya terjadi gempa di Laut Maluku dengan magnitudo 7,1, Kamis (14/11), gempa Bali Utara mangnitudo 5,0, Kamis (14/11), dan Gempa Ambon magnitudo 6,5 (26/9).

"Apakah ketiga gempa tersebut saling berkaitan dan saling picu? Tentu saja tidak berkaitan," jelas Daryono, Kepala Bidang Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam keterangan tertulis, Minggu (17/11).

Lebih lanjut, menurut Daryono banyaknya aktivitas gempa bumi di Indonesia bukan disebabkan oleh adanya saling picu. Tingginya frekuensi aktivitas gemoa bumi disebabkan karena di Indonesia memang banyak terdapat sumber gempa.

Indonesia memiliki 6 sumber gempa tumbukan lempeng yang jika dirinci menjadi 13 zona sumber gempa megathrust. Selain itu kita juga masih mmeiliki sumber gempa sesar aktif lebih dari 295 segmen. Sehingga wajar jika di Indonesia sering terjadi gempa bumi.

Setiap sumber gempa memiliki proses akumulasi medan tegangan sendiri-sendiri dan mencapai fase "matang" sendiri-sendiri. Tiap sumber gempa pun mengalami pelepasan energi dalam bentuk gempa bumi sendiri-sendiri.

"Jadi banyaknya kejadian gempa bukan karena gempa saling menjalar ke sana kemari," tandasnya.

Selain itu, Daryonbo menyebut ketiga gempa ini juga dipicu oleh hal berbeda. Gempa Laut Maluku dipicu oleh deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku (gempa intraslab). Gempa Bali Utara dibangkitkan oleh sumber gemoa struktur Sesar Naik di Utara Bali. Semntara gempa ambon terjadi akibat aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan sebelumnya. Selain berbeda dari sumber gempa, ketiga gempa tersebut juga berbeda dalam mekanisme sumber sesar naik (thrust fault). Gempa Utara Bali memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan dalam arah mendatar dan naik (oblique Thrust), dan Gempa Ambon memiliki mekanisme sesar geser (strike slip).

Meski demikian, Daryono menyebut ketiga gempa ini memang memiliki kesanaab tipe. sebab, ketiganya sama-sama diawali oleh aktivitas gempa pendahuluan (foreshock), disusul gempa utama (mainshock) dan diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershocks).

Hingga Sabtu 16 November 2019 pukul 18.00 tercatat Gempa Laut Maluku diikuti sebanyak 185 gempa susulan, Gempa Bali Utara diikuti 100 gempa susulan, dan Gempa Ambon diikuti 2.345 gempa susulan.

Meskipun ketiga gempa tersebut memiliki tipe yang sama, akan tetapi memliki perbedaan dalam hal sumber gempa dan mekanisme  sumbernya.

Mengingat tingginya aktivitas gempa bumi di Indonesia, maka kita harus terus menggalakan upaya mitigasi bencana, dengan cara membangun bangunan tahan gempa, merencanakan tata ruang pantai yang berbasis risiko tsunami, memahami evakuasi mandiri, berlatih evakuasi, dan memahami cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.




Share:

Related Posts:

No comments:

Post a Comment