Hakim Jamaluddin Dibunuh Saat Tidur di Samping Anaknya
Medan,-- Zuraida Hanum istri dari hakim Jamaluddin tega menghabisi suaminya ketika tengah tidur di samping mereka. Pembunuhan itu dilakukan wanita tersebut bersama Jefry Pratama (42) dan Reza Pahlevi (29) dengan cara membekap wajah Jamaluddin menggunakan kain.
Hal itu terungkap dalam rekonstruksi tahap II di rumah Jamaluddin di Perumahan Royal Monaco Blok B No 22 Kelurahan Gedung Johor, Kamis (16/1). Rekonstruksi menghadirkan langsung ketiga tersangka, Jaksa dari Kejari Medan dan sjeumlah penyidik.
Pada 28 November 2019 sekitar pukul 18.45 WIB, Zuraida menjemput kekasih gelapnya Jefry dna Reza--adik dari Jefry-- di Perumahan Graha Johor dengan naik mobil Zuraida. Setibanya di rumah Jamaluddin, Zuraida meminta agar kedua eksekutor tersebut naik ke lantai 3 rumah korban sambil menunggu perintahnya.
Pada saat itu, Jamaluddin belum pulang kerja.
Jamaluddin baru pulang ke rumah sekitar pukul 20.00 WIB. Jamaluddin bahkan sempat makan malam dan mengobrol dengan Zunaira. Selanjutnya, Suraida masuk ke kamar sekitar pukul 23.00 WIB. Jamaluddin tidur persis di samping Zuraida dan putrinya.
Selanjutnya pada 29 November 2019 sekitar pukul 01.00 WIB, Suraida mengontak Jefry dan Reza memberi aba-aba bahwa Jamaluddin sudha tidur. sata itulah, kedua pria tersebut turun dari lantai tida dan diam-diam masuk ke dalam kamar.
Reza mengambil kain sarung bantal yang sudha disiapkan Zuraida. Reza lalu membekap hidung dan mulut korban, Jefry naik ke atas tubuh korban dengan mengapitnya, sednagkan Zuraida yang tidur di samping Jamaluddin menahan kaki koran agar tidak meronta.
Saat itulah, putri korban terbangun, namun Zuraida langsung menutupi tubuh anaknya denga bed cover warna pink agar tidak melihat kejadian itu sambil menepuk-nepuk punggung anaknya agar tidur kembali. Sekitar 5 menit dibekap, korban akhirnya meninggal dunia.
Kapolda Sumut, Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan Jamaluddin diskenariokan seolah tewas karena serangan jantung. Namun ternyata rencana para pelaku meleset. Karena saat tewas, korban meninggalkan luka lebam merah pada bagian wajahnya.
"Di sini (sempat) terjadi perdebatan karen atidak sesuai dengan rencana. Sebab diskenariokan oleh para pelaku korban meninggal jarena serangan jantung, itu jam 00.00 WIB pada tanggal 29 November," ungkapnya.
Martuani menjelaskan, para pelaku tidka menduga munculnya luka lebam tersebut. Hal ini terjadu, lantaran pelaku terlalu kuat membekap korban sehingga meninggalkan jejak. Ini tidka diingankan oleh istri korban, karena pasti polisi langsung menuduhnya sebagai pelaku dan bukan karena serangan jantung.
"Oleh karena itu, di antara ketiganya pun terjadi perdebatan. Sehingga akhirnya disepakati, bhawa terhadap jenazah korban untuk dibuang. Jadi istri korban berkeras bawah korban harus dibuang. Itulah (makanya) mereka membuang (korban)," sebutnya.
Rekonstruksi itu sendiri dihadiri oleh ratusan warga yang ingin melihat wajah Zuraida dan dua eksekutornya. Bahkan mereka rela menunggu sejak pagi hingga siang hari. Petugas jugamemasnag garis polisi di sekitar rumah agar tak ada warga yang menerobos.
Kemudian warga yang memenuhi kawasan itu langsung menyoraki Zuraida, Jefry Pratama dan Reza Pahlevi dengan sebutan pembunuh. Ketiganya nyaris jadi bulan-bulanna warga. Beruntung petugas kepolisian yang ada di sana langsung melakukan pengamanan.
No comments:
Post a Comment