Kapal Perang RI Penjaga Natuna Pernah Bikin Jengkel Singapura

Jakarta,-- TNI Angkatan Laut menurunkan sejumlah Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk menjaga dan mengamankan perairan Natuna Utara Kepulauan Riau saat ini. Hal itu tak lepas dari kehadiran kapal-kapal Coast Guard China yang mengawal nelayan-nelayan China menangkap ikan.
Salah satu KRI yang diterjunkan adalah KRI Usman Harun 359. Diketahui KRI Usman Harun ini pernah membuat Singapura dongkol saat hendak membantu proses pencarian dan evakuasi tragedi jatuhnya AirAsia QZ8501 di perairan Karimata, Kalimnatan Tengah, Januari 2015 silam.
Saat itu sejumlah media SIngapura menganggap pengiriman KRI Usman Harun 359 untuk membantu pencarian dan evakuasi AirAsia QZ8501 sebagai langkah kontroversi. Salah satunya Channel News Asia (CNA) yang memasang artikel dengan judul 'Indonesia deploys controversial KRI Usman Harun for AirAsia plane search'.
Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng bahkan meradang dengan TNI yang memberi nama Usman Harun pada KRI dimaksud, Eng menyatakan KRI Usman Harun haram berlabuh di Singapura. Termasuk melarang Angkatan Laut Singapura berlayar bersama KRI Usman Harun dalam latihan bersama.
Berbeda dengan versi Singapura, Indonesia menganggap Usman dan Harun sebagai pahlawan. KEduanya merupakan prajurit Korps Komandi Operasi (KKO) atau kini dikenal sebagai Korps Marinir TNI Angkata Laut.
DIkutip dari berbagai sumber, keduanya merupakan bagian dari operasi militer Komandi Mandala Siaga. Operasi tersebut bagian dari seruan Presiden Sukarno untuk mengganyangkan Malaysia yang disebutnya hanya negara boneka Inggris.
Selain Usman dan Harun, satu prajurit lainnya adalah Gani bin Arup. Pada 8 Maret 1965, mereka kemudian dikirim untuk melakukan sabotase di Singapura yang saat itu masih bagian dari Federasi Malaysia. Mereka kemudian melakukan pengeboman berbekal bahan peledak 12,5 kilogram di McDonalds House.
Ketiganya kemudian melarikan diri usai melakukan aksi awal ganyang Malaysia tersebut. Namun tiga hari kemudian Usman dan Harun tertangkap, sementara Gani berhasil lolos.
Diketahui setidaknya ada tiga kapal Coast Guard China di perairan Natuna Utara. Bahkan dua hari lalu dua kapal Coast Guard dikirim lagi ke Natuna.
Indonesia sendiri tak tinggal diam. Bakamla ikut menambah kekuatan armadanya ke sana. Pun demikian TNI AU yang menerbangkan empat jet tempur F-16 untuk mengamankan perairan Natuna Utara dari Udara.
Sementara TNI AL mengerahkan lebih dari lima KRI dengan jenis Korvet dan Fregat.
Kapal jenis Korvet yang dikerahkan, yakni KRI Tjiptadi 381, KRI Umar 385, KRI John Lie 358, KRI Sutendi Senoputra 378, dan KRI Usman-Harun 359. Sedangkan jenis Fregat, TNI AL menurunkan KRI Ahmad Yani 351 dan KRI KArel Satsuit Tubun 356.
Selain itu, kapal jenis tanker, yakni KRI Tarakan 905, dan kapal jenis angkut tank, KRI Teluk Silbolga 536 juga disiapkan TNI AL.
No comments:
Post a Comment