Rentetan Derita Korban Banjir Lebak yang Tertutup Isu Jakarta



Rentetan Derita Korban Banjir Lebak yang Tertutup Isu Jakarta

Rentetan Derita Korban Banjir Lebak yang Tertutup Isu Jakarta

Jakarta,-- Wilayah Lebak, Banten dilada banjir bandang dan tanah longsor pada awal Januari lalu. Begotu dahsyat hingga 30 desa di 6 Kecamatan terdampak, aktivitas lumpuh total, ribuan rumah hancur, dan 17.200 mengungsi.

Banyak cerita pilu di balik bencana yang menghantam Lebak. Dari mulai kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, cemas mati kelaparan hingga rebutan bantal di pengungsian.

Namun, semua itu seolah tertutup oleh isu tentang DKI Jakarta. Media sosial lebih ramai membicarakan banjir di Jakarta dan sekitarnya.

Berulang kali trending topic di Twitter pun hanya menyangkut banjir Jabodetabek, Lebak  tidak turut menjadi perhatian publik.

Cemas Mati Kelaparan

Siti Khadijah, warga Desa Banjarsari, Kecamatan Lebak Gedong, Lebak, dan dua orang kepala keluarga lainnya lapar tak keruan  pada Kamis lalu (9/1). Mereka sudah tak punya makanan yang bisa mendiamkan suara keroncongan dari perut.

Proses evakuasi juga sempat mengalami kendala lantaran banyak desa di Lebak yang terisolasi pascabanjir

Siti dan dua keluarga itu mengungsi dia sebuah rumah kosong tak jauh dari tempat tinggalnya yang rusak berat akibat banjir. Mereka tidak tinggal di posko pengungsian.

Saat stok makanan benar-benar habis, mereka lalu mendatangi posko pengungsian di GOR Futsal Desa Banjar Irigasi. Mencari bantuan makanan untuk dibawa pulang dan disantap bersama.

Namun, mereka tak mendapat apa yang dibutuhkan. Petugas dan relawan tidak memberi jatah makanan lantaran Siti dan dua kepala keluarga tidak terdata sebagai pengungsi.

Siti kecewa bukan kepalang. Dia takut mati kelaparan karena benar-benar sudah tak memiliki makanan. Beras bantuan dari pemerintah pusat pun sudah habis.

Berbekal harapan bantuan dari tempat lain, Siti dan 2 kepala keluarga itu lalu berjalan meningalkan Posko Peduli Nahdlatul Ulama (NU). Beruntung masih ada tenaga yang bisa digunakan untuk mencari bantuan makanan.

Hingga kemudian mereka tiba d Posko Peduli Nahdlatul Ulama (NU). Tak peduli apakah bakal sitolak seperti di posko sebelumnya, mereka mencoba untuk meminta bantuan makanan ketimbang matikelaparan.

"Kami nekat datang ke sini untuk mendapatkan bantuan beras,lauk pauk, mie instan dan air kemasan," kata Siti.

Beruntung, Posko peduli NU masih memiliki stok logistik yang cukup banyak. Siti bersyukur bisa memperoleh bantuan sehingga bisa bertahan hidup beberapa oekan ke depam.

"Kami menyalurkan bantuan itu mencukupi untuk kebutuhan dua pekan ke depan untuk tiga kepala keluarga," ucap relawan Posko Peduli NU, Maksum.

Share:

Related Posts:

No comments:

Post a Comment