Marak Wabah Corona, Pemerintah Klaim Stok Bawang Putih Aman
Jakarta,-- Pemerintah mengklaim bawang putih di Indonesia masih mencukupi setidaknya hingga dua bulan mendtaang. Meski Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengakui ada kekhawatiran penurunan impor komoditas tersebut dari China. Mengingat, Negeri Tirai Bambu tengah didera wabah virus corona jenis baru atau novel coronavirus (2019-nCoV).
Tapi Syahrul mengatakan kebutuhan bawang putih dalam negeri masih bisa dipenuhi dengan produksi lokal. Data Kementerian Pertanian mencatat pasokan bawang putih mencapai 84 ribu ton.
"Bawang putih sementara, saya nyatakan masih tersedia. dalam catatan kami, maish cukup sampai dua bulan dan akan segera panen," tutur Syahrul, Minggu (9/2).
Selain itu, ia mengatakan ada tambahan pasokan dari hasil panen di Jawa Barat dan Sumatera Utara pada pertengahan Februari 2020. Dengan begitu, menurut Syahrul, paoskan masih aman dan harga bawang putih akan terkendali stabil ke depan.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan pemerintah tidak membatasi impor bawang karena berpotensi menjadi objek penularan virus corona.
"Sedangkan untuk perdangan barang karena tidak terkait dengan penularan maka perdagangan akan terus berlanjut dan termasuk holtikultural seperti bawang putih dan buah-buah," tekan Airlangga.
Kendati begitu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setvanto mengatakan pemerintah tetap mencari alternatif baru untuk mengisi kebutuhan bawang putih dari impor. Saat ini, pemerintah tengah melihat potensi impor bawang putih dari beberapa negara.
"Ada tempat lain yang memproduksi bawang putih seperti India, Mesir, dari Iran itu juga menghasilkan bawang putih, kata Prihasto.
Hal tersebut dilakukan lantaran sekitar 90 persen kebutuhan bawang putih di Tanah Air biasanya dipenuhi dari impor. China memang importif utama pada komoditas ini, yaitu mencapai 406 ribu ton pada Januari-November 2019.
Di sisi lain, Prihasto mengatakan pemerintah tetap waspada dalam memantau impor produk-produk dari Chin. "Bagaimana pun kita tidak boleh mengabaikan, walaupun tidak dikatakan tanaman bukan media pembawa ntuk virus corona, kita tidak boleh abai, tetap harus hati-hati," ujar doa.
No comments:
Post a Comment