Meski Pakai Robot, Pabrik Ponsel Tetap Butuh Pekerja Wanita
Jakarta,-- Oppo menyebut meski pabrik produksi ponselnya telah menggunakan teknologi robot, tapi tenaga manusia tetap diperlukan. Menurut Oppo, robot tak akan menggantikan tenaga kerja manusia baik pria maupun wanita.
Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang sempat menyatakan perkembangan teknologi seperti robot bakal membuat penyerapan tenanga kerja turun, khususnya bagi wanita. Namun, ia kemudian meralat pernyataannya tersebut.
"Walaupun robotik masih membutuhkan manusia. Tidak ada pergeseran untuk ke pekerja," ujar Public Ralation Mananger Oppo Indonesia Aryo Meidianto, Senin (3/2).
Aryo mengatakan tenaga kerja di pabrik ponsel Oppa di Tangerang bahkan didominasi oleh wanita. Ia mengatakan wanita cemderung lebihteliti dibanding pria. Oleh karea itu wanita ditempatkan di lini produksi dan pengendalian kualitas.
Ia menjelaskan pekerja pria ditempatkan di pekerjaan yang lebih berat seperti di bagian gudang hingga pengemasan produk ponsel.
"Memang domonasi paling banyak pada wanita. Biasanya mereka bekerja pada lini prakitan. Wanita memliki ketelitian yang lebih baik," kata Aryo.
Aryo menjelaskan teknologi robot telah digunkan sedemikian ruoa, sehingga operator hanya bertugas meletakkan handphone dan mesin akan mengetes dengan sendirinya," ujar Aryo.
Aryo menjelaskan teknologi robot telah digunakan dalam lini produksi ponsel. Robot telah digunakan untuk alat pemasangan komponen. Robot sudha diprogram dengn koordinat yang sangat presisi, sehingga hanya perlu meletakkan ponsel dan robot akan otomatis melakukan pemasangan komponen terkait.
"Alat pengetesan otomatis yang sudah id programkan sedimikian rupa, sehingga operator hanya bertugas meletakkan handphone dan mesin akan mnegetes degan sendirinya," ujar Aryo.
Tak cuma pabrikan ponsel, pabrikan mobil pun menyebut mengelak kalau kemajuan teknologi bakal menggantikan tenaga kerja wanita.
"Pengaruh kemajuan teknologi tidak selaliu bearti menggeser tenaga kerja manusia. selain itu Yusuk pun menekankan kalau Honda meperlakukan pekerja wanita dan pria setara sesuai dengan fungsi profesionalisme masing-masing.
Yusak memaparkan saat ini pabrik Honda pihaknya memiliki 5.000 karyawan, sementara 10 persen di antaranya wanita. Wanita disebut Yusak tetap memiliki bagian penting dalam pekerjaan memproduksi mobil.
Wanita yang bekerja di pabrk Honda mengisi berbagai departemen, misal pengecekan kualitas mobil, kontrol produksi, material servis, kualitas komponen dan perencanaan produk.
Sementara pekerjaan yang diambil teknologi otomatisasi atau robot seprti stamping, pengelesan, pengecetan, perakitan, dan inspeksi akhir. Menurut Yusuk pekerjaan yang diambil robot berkaitan dengan akurasi tinggi.
No comments:
Post a Comment