Pemkot Tegal soal Local Lockdown: Kami Tak Melawan Pusar




Pemkot Tegal soal Local Lockdown: Kami Tak Melawan Pusat



Jakarta,-- Wakil Wali Kota Tegal Muhammad Jumadi menegaskan kebijakan melakukan locak lockdown justru sejalan dengan pemerintah pusat.
Upaya itu merupakan bentuk karantina wilayah untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona di wilayahnya.

"Pemerintah Kota Tegal tidak melawan pusat, kami in line (sejalan) dengan provinsi dan pusat," kata Jumadi, Jumat (27/3).

Pada 21 Maret 2020, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menegaskan bahwa pemerintah tidak akan melakukan penguncian wilayah atau lockdown untuk mengatasi penyebaran Covid-19 yang disebabkan virus corona.

Ia mengatakan, keputusan untuk tidak melakukan lockdown merupakan intruksi Presiden Joko Widodo. Kebijakan lockdown wilayah ada di tangan pemerintah pusat.

Jumadi menjelaskan tentang karantina wilayah Kota Tegal. Menurutnya, saat ini ada 49 titik masuk ke Kota Tega. Di titik itulah nanti akan di pasang movable concrete barrier (MBC).

"Dari 49 titik itu, sekitar dua atu tiga akan kami buka. Tentunya di dua atau tiga titik itu akan diperketat dan diawasi polis, dishub, dan gugus covid-19." katanya.

Jumadi menjelaskan lockdown yang diterapkan di Kota Tegal jangan diartikan menutup seluruh kota seolah seakan Tegal menjadi kota 'mati'.

"Bukan seperti itu," katanya.

Pemkot Tegal soal Local Lockdown: Kami Tak Melawan Pusat


Warga yang saat ini berada di Kota Tegal hanya dibatasi untuk keluar rumah. "Misalnya dia akan ke pasar, membeli makan, tetap boleh, tapi nanti di titik perbatasan, akan ketat. Di tanya dulu mau ke mana, keperluannya apa, kalau suhu di atas 38 derjata kami akan bawa ke rumah sakit," katanya.

Dia juga menambahkan, truk dan bus yang melalui jalur Pantura Tegal nantinya akan dialihkan ke jalur lingkar luar Kota TEgal.

"Dari Terminal kita belokan ke kiri, tidak ada yang bisa masuk kota. Ya itu, kalau mau masuk Kota Tegal hanya ada dua atau tiga titik. Itu pun superketat," katanya.

Jumadi mengatakan, karantina wilayah  ini terpaksa harus dilakukan setelah satu orang warganya positif terpapar corona.  warga Tegal berusia 34 tahun yang dinyatakan positif corona tersebut drawat di RS Kardinah Kota Tegal sjeak 16 Maret 2020, sepulang dari Abu Dhabi.

Jumadi mengaku heran mengapa orang tersebut bisa masuk ke Indonesia. Menurutnya, seharusnya orang tersebut dikarantina di bandara atau stasiun.

"Orang tersebut pada sudah bilang kekeluarganya, jangan mendekat jangan mendekat. Tapi dia dari Abu Dhabi. bagaimana pengawasan di badara-nya, di stasiun-nya," katanya.

Dikatakan Jumadi, saat ini pemerintah Kota Tegal baru menutup alun-alun saja, karena local lockdown baru dimulai 30 maret 2020.

"Nanti kita akan eksekusi sekarang baru alun-alun, sebelumnya yempat hiburan, tempat wisata, karaoke sudah kami tutup," katany.

Dikatakan Jumadi langkah ini merupakan langkah terbaik, sebab bika diterapkan maka jumlah pasien corona akan meningkat dan daerah akan kewalahan. Ditambahkan, keberadaan RS, ruang isolasi, dokter, perawat, dan alat pelindung diri (SPD) yang terbatas juga menjadi pertimbangan.

"Kita harus berharap yang terbaik tapi bersiap uang terburuk, itu kuncinya," kata dia.
Share:

No comments:

Post a Comment

Labels