Suka Karantina Corona, Murid China Beri Rating Jelek Aplikasi
Jakarta, -- Kegiatan belajar mengajar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China turut lumpuh, usai merebaknya virus corona yang merebek sejak akhir tahun 2019. Kegiatan itu berdampak khususny pada murid menjalani masa karantina.
Laporan London Reviews of Books memberikan gambaran menarik tentang kehidupan sehari-hari para pelajar di tempat karantina, Wuhan. Satu yang menyita perhatian adalah ketika para murid membordir rating jelek pada aplikasi mobile DingTalk.
Aplikasi DingTalk sendiri merupakan aplikasi tugas sekolah untuk menggantikan kehadiran fisik murid di sekolah selama di karantina. Para murid itu mengetahui cara kerja sebuah aplikasi, bahwa jika memiliki ragam komentar negatif dan ranting buruk, aplikasi akan dihapus atau di-take down oleh Play Store/App Store. Puluhan ribu ulasan masuk, dan peringkat DingTalk anjlok semalam dari 4,9 menjadi 1,4" ujar salah satu pengembang dari Alibaba Group.
Banjir ulasan negatif mmebuat pengembang aplikasi 'curhat' di media sosial China dan kurang lebih 'memohon', seperti "Saya baru berusia lima tahun. Tolong, jangan bunuh aku" ditulis seolah-olah aplikasi tersebut yang berbicara.
Namun ternyata, kelakuan para murid tersebut mendapat respons menarik dari banyak orang. Kebanyakan menyebut para murid cukup cemerlang.
"Bagus, kerja bagus anak-anak!menyenangkan, karena anak-anak China sering digambarkan sebagai mesin belajar," cuit akun @jkbloodtreasure di Twitter.
Menguntip Reuters, Beberapa ulasan dari aplikasi ditulis oleh anak-anak yang tampaknya jengkel karena berpikir sekolah akan menyudahi jatah liburan mereka di tengah bencana.
"Aku suka DingTalk, jangan katakan lagi, ada satu bintang untukmu," atau "Aku memberimu lima bintang, tetapi dengan angsuran."
Seperti diketahui, setiap hari ada angka baru penambahan korban virus corona meskipun sering banyak dinyatakan sembuh dari covid-19.
Virus Corona di China sejak akhir tahun 2019, dilaporkan telah menginfeksi sebanyak 104.901 orang di lebih dari dari 95 negara. Melansir AFP, WHO lebih dari 80.651 berasal dari China dengan angka kemantian yang mencapai 3.070 kasus.
No comments:
Post a Comment