Studi; Faktor Biologis Buat Pria Lebih Rentan Kena Corona





Studi: Faktor Biologis Buat Pria Lebih Rentan Kena Corona

Jakarta,-- Penelitian mengungkapkan bahwa virus corona lebih banyak diderita oleh anak laki-laki. Beberapa ahli memperingatkan bahwa laki-laki mungkin menjadi salah satu faktor kerentanan risiko Covid-19, sama seperti usia tua.

"Menjadi laki-laki adalah faktor risiko yang sama dengan virus corona yang sudha tua.Orang-orang perlu menyadari bahwa ada pola ini. Sama seperti menjadi tua bearti anda berada pada risiko yang lebih tinggi, demikian juga dengan pria. Itu adalah faktor infeksi virus di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, Sabra Klein mengatakan kepada New York Times.

Dia juga mengatakan bahwa kerentanan bisa bersifat biologis atau perilaku. Di tambahkannya wanita bisa memiliki sistem kekebalannya yang lebih kuat daripada pria.

menguntip Asia One, studi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan bahwa ini mungkin lebih berkaitan dengan biologi daripada gaya hidup. Secara khusus, bahkan mungkin genetik. Namun ini semua masih bersifat penelitian awal dan dugaan sementara.

Dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC yang diterbitkan pada Senin (6/4), ditemukan bahwa ada prevalensi yang lebih tinggi mengalami Covid-19 pada laki-laki di setiap kelompok umur anak-anak, termasuk bayi baru lahir dan bayi.

Studi menyebut lebih dari 2.500 anak-anak - berusia 0 hingga 18 - dengan Covid-19, sekitar 57 persen adalah laki-laki, menujukkan bahwa "faktor biologis" dapat membuat laki-laki lebih rentan terhadap virus

Berdasarkan penelitian tersebut, di anatar kasus pada anak-anak, usia rata-rata adalah 11 tahun, dengan hampir sepertiga dari kasus anak yang dilaporkan melibatkan remaja antara usia 15 dan 17 tahun.

Di antara kasus pediatrik yang diketahui jenis kelaminnya, 57 persen terjadi pada laki-laki - persentase yang jauh lbih tinggi dibandingkan kasus dewasa, di mana 53 persen terjadi pada laki-laki.

Studi ini juga menemukan bahwa sebagian besar anak-anak melaporkan gejala batuk atau demam, hanya 5,7 persen yang dirawat di rumah sakit.

"Data ini mendukung temua sebelumnya bahwa anak-anak dengan Covid-19 mungkin tidak melaporkan demam atau batuk sesering orang dewasa," kata laporan itu.

Anak-anak yang dirawat di rumah sakit melaporkan setidaknya satu gejala kondisi kesehatan, yang paling umum adalah penyakit paru-paru kronis (seperti asma) penyakit kardiovaskular.

Sementara itu, di Singapura, pemeriksaan cepat yang tersedia sejak awal April menujukkan bahwa di anatar 21 pasien anak yang dilaporkan yang dites positif Covid-19, 16 di antaranya adalah laki-laki.

Selain itu, berdasarkan data online ini, di anatra 49 kauss anak yang dilaporkan di sini pada 11 April, adalah laki-laki.

Meski demikian, mereka mengungkapkan orang tua yang punya anak laki-laki tak terlalu panik. Sebaliknya, mereka juga mengungkapkan orang tua yang punya anak perempuan untuk berpikir bahwa mereka kebal virus.

Mereka menegaskan bahwa virus corona terhadap anak-anak tetap sangat rendah. Sampai saat ini meskipun ada banyak laporan dari seluruh dunia tentang kematian terkait virus pada anak-anak baru-baru ini, hanya 0,1 persen dari anak-anak yan terinfeksi meninggal.

Para ahli merekomendasikan bahwa sebagai orang tua, melindungi semua anak - sama, tanpa memandang jenis kelamin mereka - harus menajdi prioritas utama dalam mengatasi pandemi virus corona ini.
Share:

No comments:

Post a Comment

Labels