
Jakarta,-- Pemerintah Inggris meminta warga untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan 'new normal' karena saat ini pihak berwenang akan melangkah ke tahap lanjutan dalam penanganan virus corona.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan masyarakat harus beradaptasi dengan kehidupan normal di tengah wabah Covid-19 yakni menjalankan protokol pencegahan.
"Cara-cara baru yang aman untuk bekerja, bepergian, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari kita," kata Raab dalam briefing harian virus corona di Downing Street, Selasa (5/5).
Inggris saat ini memiliki jumlah kematian karena corona tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Menurut hitungan resmi terbaru yang dirilis Selasa, jumlah kematian corona di Inggris telah mencapai 32.000.
Namun penambahan tersebut belum dimaksukkan ke dalam angka harian pemerintah, yang mencatat jumlah kematian saat ini sebanyak 29.427. Meski demikian, jumlah tersebut masih lebih tinggi dari Italia.
Berdasarkan data statistik Worldometer, hingga Rabu pagi (6/5), Inggris memiliki 194.990 kasus virus corona.
"Kami belum pernah punya pengalaman seperti menghadapi Covid-19 ini, dalam hal skala nyawa yang hilang tetapi juga penguncian yang diperlukan. Saat kamu maju, kami ingin memastikan bahwa fase berikutnya lebih nyaman, lebih berkelanjutan dan mencegah kerusakan yang berelanjutan pada pekerjaan dan mata pencaharian," kata menteri luar negeri itu.
Akhir pekan ini, Perdana Menteri Boris Johnson akan memperbarui langkah-langkah negara untuk melindungi dan menghindari risiko wabah corona gelombang kedua.
Sebelumnya pemerintah Inggris menyebut kemungkinan melakukan pelonggaran lockdown bertahap.
Menteri senior Michael Gove mengatakan kemungkinan akan ada penerapan beberapa batasan ketika pembatasan dikurangi vaksin ditemukan. Ia pun menyebut kondisi normal yang sebelumnya dirasakan bakal tidak akan kembali secepat itu.
Laporan surat kabar Weekend menyebut, kemungkinan sekolah dasar akan dibuka kembali pada awal Juni. Sementara di lokasi transportasi umum, akan dilakukan pemeriksaan suhu penumpang.
Bagi mereka yang berpergian ke Inggris, pemerintah pun tengah memperhitungkan soal periode karantina terlebih dulu, seperti diungkap Mneteri Tranportasi Grant Shapps.
Pemerintah Inggris juga telah menyiapkan pelacakan kontak menggunakan aplikasi smartphone. Aplikasi ini bisa digunakan untuk mengecek siapa sempat kontak dengan siapa. Sehingga pemerintah bisa memetakan potensi penularan dan mencegah wabah gelombang kedua.
Inggris mulai memerintahkan semua toko dan layanan yang tidak penting ditutup pada 23 Maret. Pemerintah jug ameminta warga untuk tinggal di rumah kecuali untuk keperluan berbelanja bahan makanan, obat-obatan, dan berolahga sekali sehari.
Bank of England telah memperingatkan langkah ini dapat menyebabkan resesi ekonomi terburuk dalam bebrapa abad. Tetapi sebuah jajak pendapat Opiniur untuk surat kabar mingguan Observer menunjukkan dukungan publik untuk melanjutkan pembatasan.
No comments:
Post a Comment