
Jakarta,-- Badan Meterologi,Klimatologi, geofiska (BMKG) menyatakan cuacai di sejumlah wilayah di Jabodetabek berpotensi mengalami hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/pergi dan angin kencang pada Senin (18/5). BMKG memprediksi cuaca itu akan berlangsung sejak pukul 11.30-16.00 WIB.
"Peringatan Dini Cuaca Jabodetabek 18 mei 2020 pukul 13.00 WIB berpotensi terjadi Hujan Sedang-Lebat yang dapat disertai Kilat/Petir dan Angin Kencang pada pukul 13.30 WIB," kutip keterangan resmi BMKG.
Daerah yang berpotensi mengalami hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah Kabupaten Bogor, yakni Babakanmadang, Caringin, Ciawi, Cigombong, Cisarua, Leuwiliang, Megamendung, Pamijahan, Sukamakmur, Sukaraja, Tamansari, Tanjungsari, dan Tenjolaya.
Kemudian Kabupaten Bekasi, yakni Cibitung, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Timur, Cikarang Utara, Karang Bahagia, Kedungwaringin, Pebayuran, Tambun Selatan, dan sekitarnya.
BMKG menyampaikan kondisi cuaca itu dapat meluas ke wilayah Kota Bekasi, yakni Bantar Gebang, Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Jatiasih, Jatisampurna, Mustika Jaya, Pondok Gede,Pondok Melati, dan Rawa Lumbu.
Sedangkan kawasan Kota Bogor yang berpotensi mengalami hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Utara, dan Tanah Sareal.
Kabupaten Bekasi lain yang berptensi diterpa cuaca tersebut, yakni Bojongmangu, Cibarusahm Sarang Baru, Setu, Sukakarya, Sukatani, Tambelang, Tambun Utara. adapun Kabupaten Bogor lainnya, yakni Cariu, Ciampea, Cibungbulan, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Jonggol, Klapanunggal, Leuwisadeng, Nanggung, Sukajaya.
Sedangkan di DKI Jakarta terjadi di Cipayung, dan sekitarnya.
Prakirawan BMKG Iqbal Fathoni menjelaskan faktor yang mendorong terjadinya hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) di Samudera Hindia.
Dia berkata MJO Merupakan suatu fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari belahan barat (Afrika) ke timur (Samudra Pasifik) dan dapat meningkatkanpotensi hujan pada daerah yang dilewatinya.
"MJO diprakirakan akan bergerak melintas wilayah Indonesia yang dapat bertahan hingga satu minggu ke depan," ujar Iqbal.
Iqbal berkata aktivitas MJO memicu terbentuknya daerah perputaran angin (sirkulasi angin) di Samudera Hindia Barat Sumatera dan Selat Karimata. Kondisi itu, lanjut dia menyebabkan peningktaan massa uap air di atmosfer sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Indonesia bagian Barat hingga Timur.
Adapun gambaran umum terjadinya hujan di musim pancarabo, Iqbal mengatakan akibat daya angkat atau penguapan cukup tinggi di pagi hingga siang hari, yang biasanya menimbulkan awan-awan yang menjulang tinggi namun tidak merata.
"Jenis awan tersebutlah yang biasanya menimbulkan hujan sedang-lebat tiba-tiba, disertai angin kencang, namun berdurasi singkat, serta kadang tidak mearat," ujarnya.
No comments:
Post a Comment