
Jakarta,-- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Moh Abid Khumaidi mengatakan, banyaknya kasus baru positif virus corona di Tanah Air dalam sepekan terakhir bukan karena sudah memasuki puncak pandemi Covid-19, melainkan karena mulai masifnya pemeriksaan sampel atau spesimen.
"Penambahan kasus baru tergantung dengan kecepatan pemeriksaan spesimen yang dilakukan pemeriksaan rapid test masif PCR swab kata Abid, Senin (25/5).
Adib menegaskan bahwa Indonesia belum memasuki puncak pandemi corona meski, pada Sabtu dan Kamis lalu, ada penambahan kasus baru positif Covid-19 cukup signifikan yakni hampir 1.000 per hari. Per Minggu kemarin, jumlah positif corona di Indonesia sudah 22.271 orang.
Menurutnya kemampuan pemeriksaan sangat memengaruhi apakah kita sudah memasuki puncak pandemi atau tidak. "Hal inilah yang menajdi indikator bahwa kita belum mencapai puncaknya pandemi Covid-19 di Indonesia," tuturnya.
Abid menilai bahwa pemeriksaan corona seperti lewat rapid test belum maksimal dilakukan di Indonesia.
Abid menyadari, banyak kendala yang dihadapi pemerintah untuk melaksanakan PCR dengan memprioritaskan pada ODP, OTG dan PDP dan kontak tracing supaya kita segera bisa mencapai puncak Pandemi Covid-19," jelasnya.
Padahal kata dia, kecepatan testing pemeriksaan dan hasil yang massal menajdi prioritas yang harus dilakukan.
"Sekaligus strategi sasaran utama prioritas pemeriksaan PCR dengan memprioritaskan pada ODP, OTG dna PDP dan kontak tracing supaya kita segera bisa mencapai puncak Pandemi Covid-19," jelasnya.
Adib meminta agar pemerintah juga memeprkuat strategi isolasi, karantina dan treatment dnegan meningkatkan kapasiyas, kemampuan fasilitas kesehatan dalam identifikasi, isolasi dan perawatan.
"Dan harus ditunjang sarana prasarana seperti ICU dan ventilator serta APD untuk tenaga medis," tandasnya.
No comments:
Post a Comment