
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan, menunjukkan bahwa adanya kenaikan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013. Akibatnya timbul penyakit, seperti kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Selain itu, dalam hasil Riskesdas 2018 juga disebutkan bahwa kenaikan prevalensi itu berhubungan dengan pola hidup antara lain, merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurangnya aktivitas fisik, dan kurangnya konsumsi buah dan sayur. Dari keempat hal tersebut, angka kurang konsumsi buah dan sayur menempati posisi tertinggi, yakni sebesar 93-95 persen. Percepatan pencernaan Tidak hanya bermasalah dengan kandungan gula dan serat yang menjadi lebih halus jika diblender, Tan mengungkapkan bahwa memakan buah dengan bentuk jus mempercepat pencernaan. "Manusia mencerna makanannya melalui rentetan proses yang tidak bisa dilompati, mulai dari mengunyah, masuk ke kerongkongan, hingga tiba di lambung untuk melanjutkan proses cerna sebelum masuk ke usus halus," ujar Tan. "Rangkaian tersebut selain membuat proses pencernaan punya waktu transit dan waktu cerna, oleh karena itu gula dalam karbohidrat dari sayur dan buah tidak akan lekas melonjak karena masih terikat dengan serat," lanjutnya.
Dengan adanya serat ini untuk mengikat gula dalam buah dan sayur, menyebabkan asupan buah dan sayur bisa mencegah PTM, seperti yang disebutkan sebelumnya. Konsumsi buah per hari Di sisi lain, Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) dan Badan Kesehatan Dunia (WHO), dalam situs resmi keduanya, merekomendasikan orang dewasa paling tidak mengonsumsi 400 gram sayur dan buah per harinya untuk mencegah PTM. "Laporan WHO/FAO yang baru-baru ini dirilis, merekomendasikan minimal 400 gram buah dan sayuran per hari untuk pencegahan penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, dan obesitas, serta pencegahan dan pengurangan beberapa defisiensi mikronutrien, terutama di negara-negara kurang berkembang," tulis laporan dalam situs resmi WHO.
Sementara itu, ketika kita mengonsumsi buah secara langsung, maka buah akan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan. Adapun proses itu disebut tereduksi. "Ada beberapa buah yang cepat tereduksi, seperti apel atau pisang kan langsung, tapi bukan berarti enggak bagus lagi," ujar Tan. Kemudian, ia pun memberikan tips jika mengonsumsi buah dengan bentuk asli dan bersisa sebaiknya direndam menggunakan air garam agar memperlambat proses oksidasi. Selain itu, proses oksidasi juga bisa diperlambat juga dengan memasukkan buah sisa pada kulkas.
No comments:
Post a Comment