"Keracunan bisa terjadi karena proses bahan mentah yang tidak tepat, mungkin pada saat menyimpan bahan mentahnya, pada saat proses masaknya, atau ketika sudah disajikan," ucap Direktur Kesehatan Lingkungan, dr. Irman Agus Nurali. Beberapa makanan yang tidak langsung dimakan setelah disajikan juga dapat memicu terjadinya keracunan. "Misalnya dari catering dimasak dari jam berapa, dan baru kita makan beberapa jam setelahnya," tambahnya. Aplikasi ini memberikan informasi mengenai rumah makan, jasa boga, dan depot air minum yang sudah memiliki Sertifikat Laik Higiene (SLH). Artinya ketiga jasa penyedia pangan ini sudah melalui serangkaian tes terkait kebersihan dan kesehatannya. "Kita berharap GERMAS PAS dapat membantu meminimalisir penyakit bawaan pangan dan keracunan akibat pangan. Aplikasi ini juga bisa membantu masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih pangan yang bersih, aman, dan sehat," ucap Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan, dr. Kirana Pritasari.
"Kita mengajak semua masyarakat untuk hidup sehat. Lewat GERMAS PAS, Kemenkes bisa memonitor tempat pengolah pangan yang laik sehat," ucap Kirana. Monitor yang dilakukan mulai dari tahap penyimpanan, olahan, proses masak, hingga disajikan. Keempat tahap tersebut harus terpenuhi dengan baik apabila pihak penyedia pangan ingin usahanya untuk masuk dalam aplikasi GERMAS PAS. "Dalam radius 5 kilometer pada aplikasi tersebut, Anda dapat melihat restoran mana saja yang sudah memenuhi standar kesehatan dari Kemenkes. Begitu juga ketika sedang berpergian ke luar kota, kita dapat melihat restoran mana saja di sekitar kita yang memenuhi standar," jelas Kirana.
No comments:
Post a Comment