Otot dalam usus juga berkontraksi maju untuk mendorong sisa-sisa pencernaan keluar dan mundur agar air serta nutrisi bisa diserap tubuh. Semua kontraksi ini menyebabkan peningkatan pada perut atau yang dikenal sebagai sakit perut. Yang umumnya kita rasakan adalah ekspansi usus dengan udara atau air atau kotoran. Saat rasa itu semakin meningkat, reseptor akan mengirimkan sinyal “keluarkan kotoran ini” ke otak. Saat Anda BAB, tekanan pada perut akan berkurang dan reseptor peregangan akan mengendur. Pelepasan ketegangan tersebut dasarnya terasa enak. Walaupun bagi beberapa orang, tekanan perut ini tidak hilang. Alhasil, timbul bakteri usus yang memproduksi gas, bisa karena diet Anda atau karena adanya enzim usus yang spesifik.
Anus memiliki sejumlah saraf yang dapat mendeteksi dan membedakan antara gas, cairan, dan benda padat (kotoran). Saraf vagus mengirimkan sinyal rasa enak tersebut ke otak. Fungsi yang membuat tubuh Anda rileks. Dan, sebagian besar digerakkan oleh saraf vagus, salah satu saraf terbesar dalam tubuh manusia yang mengendalikan sebagian besar usus. Selagi Anda BAB, saraf ini mentransmisi sensasi rasa puas karena tekanan perut berkurang. Otak seringkali menerjemahkan sinyal dari saraf sebagai rasa nyaman, dan diasosiasikan dengan BAB. Stimulasi saraf vagus melalui BAB dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah sesaat. Saraf pudendal juga bisa berperan. Saraf juga menyediakan informasi indrawi dari anus ke otak Anda. Uniknya, saraf ini juga terdapat di clitoris dan penis. Walaupun ini belum dipelajari secara formal, beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa saraf pudendal bisa berkontribusi ke BAB yang menyenangkan. Karena sering membawa perasaan senang.
No comments:
Post a Comment