Kisah Wanita Inggris 'Pecandu' Bedak Bayi



Kisah Wanita Inggris 'Pecandu' Bedak Bayi

Kisah Wanita Inggris 'Pecandu' Bedak Bayi

Jakarta,-- Kecanduan main game, media sosial mungkin umum dialami orang di zaman serba digital. Namun kasus kecanduan cukup unik dialami oleh seorang perempuan asal Inggris, Lisa Anderson.

Anderson menemukan dirinya suka menyantap bedak bayi. Gejala ini muncul sejak kelahiran anak kelimanya 15 tahun lalu. Dia selalu punya bedak bayi di rumah. Bedak awalnya rutin diaplikasikan pada kulit sang anak dan lama-kelamaan dirinya pun turut menikmati bedak.

"Suatu hari saya ingat berada di kamar mandi dan aromanya begitu memikat. CUma ada sedikit di atas tutup botol. Tiba-tiba saya ingn menyantapnya dan saya tidak bisa melawan. saya mejilatnya dari tangan dan sangat menikmatinya," ujar Anderson menguntip dari Fox News.

Kecanduan ini berlanjut sampai-sampai dia mengklaim tak bisa lepas dari bedak bayi, bahkan lebih dari 30 menit. Saat berada di tempat umum, dia berusaha memuaskan hasratnya dengan mengunyah permen karet.

Anderson mengaku dirinya paling lama 'berpisah' dengan bedak bayi selama dua hari. Baginya itu hari terburuk dalam hidup. Demi bisa memenuhi keinginannya makan bedak bayi, tiap minggu dia harus menyisihkan US$13 atau sekitar Rp178 ribu.

Mantan partner Anderson mengetahui kebiasaan aneh ini 10 tahun lalu. Dia merasa curiga akan tingkah laku Anderson dan mendorongnya untuk memeriksa diri ke tenaga profesional.

Anderson sebelumnya memang sudah mengalami depresi dan kecemasan. Ada kemungkinan Anderson mengalmi pica. Pica merupakan gangguan makan termasuk makan makanan yang tidak lazim disnatap dan tidak memiliki nilai gizi.

Gejalanya, pasien biasanya sangat menikmati makan sesuatu yang tak layak makan semisa; debu, rambut,lempeng besi, abu atau tanah lempung. Gangguan kesehatan mental turut jadi faktor risiko pica seperti skizofrenia atau autisme.

"Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi. Namun ternyata itu adalah suatu kondisi. Dan saya hanya ingin memberi tahu orang lain bahwa mereka tidak sendirian," katanya.


Share:

No comments:

Post a Comment

Labels