Mendaki, Cara Warga Hong Kong 'Usir' Virus Corona
Jakarta,-- Mendaki bukit dan pegunungan menjadi salah satu cara rileksasi warga Hong Kong di tengah di kekhawatiran wabah virus corona COVID-19 yang mematikan.
Salah satu pusat keuangan yang dikenal dengan edung pencakar langit yang menjulang tinggi dan blok-blok perumahan yang sempit ini masih memiliki pegunangan dan perbukitan yang menawarkan jalur pendakian eksotis.
Mendaki juga menjadi salah satu kegiatan pengusir rasa bosan karena banyak pusat keramaian yang tutup lebih cepat sampai ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Keramaian para pendaki dadakan ini salah satunya terlihat di jalur pendakian nan berliku Puncak Junk High.
Puncak Junk High menghadap garis pantai berair jernih Clear Water Bay.
Walau medannya terbilang sempit dan curam,namun para pendaki terlihat antusias.
"Saya sudah tinggal di rumah terlalu lama. Pergi mendaki, saya pikir semua orang memiliki pemikiran yang sama - yaitu menghirup udara segar, membuat diri kita nyaman, menikmati angin sepoi-sepoi dan pemandangan yang indah," kata Sadie Lam (26), Kamis (5/3).
Sejak akhir pekan kemarin, antrean panjang juga terlihat di jalur meningkatkan volume sampah di sejumlah rute pendakian.
Sayangnya, tren mendaki akibat virus corona ini juga volume sampah di sejumlah rute pendakian.
Sejumlah smapah yang terlihat termasuk masker dan tisu.
Kelompok pecinta lingkungan Greenpeace mendesak warga Hong Kong untuk mendaki tanpa meninggalkan jejak.
Selain di puncak Junk High, Lion Rock, dan Dragons's Back, Hong Kong masuh memiki balasan jalur pendakian yang menyuguhkan pemadangan menarik.
Medan pendakiannya juga beragam, mulai dari yang mudah hingga yang sulit.
Jalur pendakian dengan medan yang mudah salah satunya di Wan Chai Green Trail.
Sementara jalur pendakian yang terbilang sulit ialah di Sharp Peak.
Sekitar 101 orang dinyatakan positif mengidap virus corona di Hong Kong, dua di anatranyatelah meninggal dunia.
Sebelumnya ramai diberitakan kalau seekor anjing di Hong Kong dinyataan positif virus corona.
Departemen Pertanian, Perikanan, dan Konservasi (AFCD) pekan lalu mengatakan telah mengambil sampel cairan dari rongga hidung, mulut dan dubur anjing.
Hasil pengujian menyatakan anjing tersebut 'lemah positif' terhadap virus corona.
Anjing tersebut diyakini sebagai hewan pertama di dunia yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.\
Pada Jumat (28/2) lalu,anjing tersebut dimasukkan ke dalam karantina untuk dilakukan pengujian secara berkala hingga dinyatakan negatif, AFCD menyaranakan proses karantina dilakukan selama 14 hari.
Kendati demakian, AFCD dan Organisasi Kesehatan dunia (WHO) sepakat bahwa tidak ada bukti kuat bahwa hewan peliharaan seperti anjing dan kuncing bisa terinfeksi virus corona.
Dalam keterangan resmi, AFCD akan melakukan pengujan lebih lanjut untukmemastikan apakah anjing tersebut benar-benar terinfeksi virus corona atau akibat hidung dan mulutnya terkontaminasi lingkungan.
No comments:
Post a Comment