Kemenkes Sarankan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Setiap Bulan


Kemenkes Sarankan Deteksi Dini Penyakit Ginjal Setiap Bulan

Jakarta,-- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan orang yang memiliki faktor risiko penyakit ginjal untuk melakukan deteksi dini secara rutin setiap bulan. deteksi dini bertujuan untuk mencegah penyakit ginjal kronis, gagal ginjal, dan mengurangi tingkat keparahan penyakit ginjal.

"Untuk deteksi dini, kalau memiliki faktor risiko seperti ada riwayat keluarga, memiliki hipertensi, kami sarankan sebulan sekali melakukan pengukuran terhadap faktor risiko," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Arianie dalamkonferensi pers peringtaan Hari Ginjal Sedunia atau World Kidney Day. Hari Ginjal Sedunia diperingati setiap Kamis di pekan edua bulan Maret atau bertepatan dengan hari ini (12/3).

Faktor risiko penyakit ginja; meliputi keluarga dengan penyakit ginjal, kelahiran prematur, gula darah tinggi atau menderita diabetes tipe 2, hipertensi, obesitas,konsumsi obat bersifat toksik, penggunaan NAPZA, merokok, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik. Orang yang memiliki faktor risiko ini lah yang disarankan untuk melakukan deteksi dini setiap bulan.

Deteksi dini penyakit ginjal yang dilakukan dengan rutin mengecek tekanan darah dan gula darah pada tanggal ulang tahun. Keduan kondisi merupakan penyebab terbanyak penyakit ginjal kronis. Semakin tinggi tekanan darah dan kadar gula dalamdarah darah,maka ginjal akan semakin rusak karena bekerja terlalu keras.

Selain itu, pengecekan berat badan dan lingkar pinggang juga dapat dilakukan untuk melihat risiko obesitas. Semakin berat badan seseorang, semakin di berisiko penyakit ginjal.

"Deteksi dini dilakukan dengan mengecek tensi, gula darah, berat badan setiap ulang bulan. Ini kampanye di Kemenkes. Setiap tanggal ulang tahun lakukan deteksi dini, indikatornya minimal tidak bertambah dari bulan lalu," ucap Cut.

Menurut Cut, deteksi dini ini bisa dilakukan mandiri di rumah dengan membeli alat pengukur tekanan darah, kadar gula darah,menteran untuk mengukur lingkar pinggang, atau timbangan untuk mengukur berat badan.

"Jika tidak punya bisa datang Pospindu Penyakit Tidak Menular, ada kader terlatih yang akan memeriksa," ujar Cut.

Jika hasik pengukuran mengalami kenaikan, maka disarankan untuk menemui dokter untuk cepat mendapatkan pemeriksaan, diagnosis, dan pengobatan yang tepat.

Sementara itu, bagi orang sehat disarnkan untuk melakukan deteksi dini setiap tahun.

"Bagi orang sehat kenali faktor risiko dan periksa tensi serta gula darah setiap tahun secara rutin," kata Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia dokter Aida Lydia.

Selain itu, pemeriksaan urine juga disarankan untuk mengecek kondisi ginjal seperti keberadaan protein atau sel darah merah.

Penyakit ginjal merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Data global menunjukkan, satu dari tiga orang memiliki risiko megalami penyakit ginjal kronis. Data Riskesdas 2018 menujukkan, prevalensi penyakit ginjal kronis di Indonesia mencapai 3,8 persen. Sedangkan data Indonesia Renal Registry memperkirakan angkakejadian gagal ginjal yang memerlukan dianilisis sekitar 499 per juta penduduk.
Share:

No comments:

Post a Comment

Labels