Studi : Kebahagiaan Bisa 'Dibeli' dengan Uang



Studi: Kebahagiaan Bisa 'Dibeli' dengan Uang

Jakarta,--  Pepatah lama mengatakan, uang tak bisa membeli kebahagiaan. Namun, penelitian terbaru membantah anggapan tersebut. Memiliki uang ternyata dapat memberikan kebahagiaan.

Studi anyar dari Jepang ini meneliti hubungan antara kebahagiaan dan altruisme atau perhatian tanpa pamrih pada orang lain. Hasilnya, penelitian ini mendapati, perilaku menyumbangkan uang untuk mendapatkan rasa bahagia tak berlangsung lama. setelah satu bulan, orang yang menyumbangkan uang kurang bahagia dibandingkan orang yang menyimpan uang untuk diri sendiri.

"Perilaku prososial tidak secara tegas meningkatkan kebahagiaa. Karena pengeluaran prososial secara alami membuat kita melepaskan sesuatu yang lain, yang dapat mengurangi kebahagiaan dengan sendirinya." tulis peneliti dalam penelitian yang dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Studi ini meneliti hampir 300 mahasiswa yang diminta memilih di anatara dua hadiah setelah menilai tingkat kebahagiaan mereka. Hadiah A bearti kemungkinan memperoleh 100 euro atau Rp1,6 juta untuk diri sendiri. Sedangkan hadiah B, tidak akanmenerima uang, tapi mendapatkan 350 euro atau Rp5,7 juta utnuk menyelamatkan nyawa orang dengan tuberkulosis (TB). Sebanyak 5 euro itu setara dengan menyelamatkan lima pasien TB.

Sekitar 60 persen mahasiswa memilih hadiah B untuk menyelamatkan nyawa orang lain. Mereka menunjukkan perasaan puas diri dan bahagia dengan pilihan mereka. Total, penelitian ini membayar peserta dengan 40.764 euro dan mendonasikan 111.300 euro untuk yayasan yang menanggulangi TB.

Namun, kesenangan itu tak bertahan lama. sata dihubungi sebeulan setelahnya, tingkat kebahagiaan orang yang memilih opsi B menurun dibandingkan orang yang memutuskanuntuk menyimpan uang untuk diri mereka sendiri.

Hasil penelitian ini bertolah belakang dengan sejumlah penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya menunjukkan, membantu orang lain dapat merangsang otak untuk meminimalisir stress, depresi, kerushaakn kognitif, dan mmebuat hidup lebih lama.
Share:

No comments:

Post a Comment

Labels